Mengingat Tingginya Penambahan Kasus Covid-19, Gubernur DIY Sebut Kemungkinan Lockdown
Jumat (18/06) siang, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan untuk mempertimbangkan pemberlakuan lockdown total di wilayah DIY mengingat tingginya penambahan kasus positif COVID-19 DIY selama sepekan terakhir.
“Kontrol di RT RW, kalau gagal, arep ngopo meneh (mau apa lagi). Kita belum tentu bisa cari jalan keluar, satu-satunya cara ya lockdown, totally. Kita pemerintah juga sulit kalau masyarakat tidak mengapresiasi diri sendiri untuk bisa disiplin,” jelas Sri Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Menurut Sri Sultan, kunci utama untuk meminimalisir penambahan kasus adalah kesadaran masyarakat sebagai subjek. “Ya memang kita harus punya kemampuan mendisiplinkan diri, kalau nggak ya selamanya akan begini terus,” urai Sri Sultan.
Ngarsa Dalem menimbang bahwa lockdown merupakan kebijakan yang harus diambil mengingat tingkat keterisian bed RS atau Bed Occupancy Rate (BOR) meningkat tajam. “(BOR) Kita kemarin 36 sekian persen, sekarang sudah 75 persen hanya dalam waktu satu minggu. Di atas 500 terus begini kan tidak mungkin,” ungkap Ngarsa dalem.
Di sisi lain, Ngarsa Dalem akan berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk menyediakan tempat karantina. “Karantina pun harus diperketat, kalau tidak ada toilet, tidak boleh karantina di rumah. Harus di tempat yang kita sediakan. Kalau nggak punya toilet sendiri, ke tetangga ya bisa kena. Sekarang mereka mau disiplin nggak, kalau nggak ya lockdown saja, nggak ada pilihan,” tutup Ngarsa Dalem.
Posting Komentar untuk "Mengingat Tingginya Penambahan Kasus Covid-19, Gubernur DIY Sebut Kemungkinan Lockdown"